PASAR MALAM KRANJI NOSTALGIANYA PASAR TEMPO DOELOE



“Perjalanan ini dirasa sangat menyedihkan” begitulah penggallan bait lagu yang dipopulerkan oleh Ebit G Ade. Lagu tersebut mengingatkan kita pada kenangan tempo doeloe dimana banyak sekali orang berkumpul di sebuah tempat keramaian yang penuh dengan berbagai macam, orang yang berinteraksi secara langsung dengan berbagai karakter dan kemampuan dalam marketing atau menjual sesuatu, semua hal tersebut ada di dalam satu kata dan satu tempat yaitu PASAR.  Pasar adalah tempat dimana dua orang berinteraksi secara langsung yang biasa disebut penjual dan pembeli dan terjadilah transaksi barter atau saling menguntungkan karena si penjual mendapatkan uang dan si pembeli mendapatkan barang. Pada zaman dahulu nenek moyang kita melakukan barter atau saling menukar barang namun sekarang denagn adanya uang maka barang bisa dibeli dengan uang dalam transaksi.



Pasar Malam Kranji sangatlah unik dan dapat menjadi tempat destinasi wisata bernostalgia pasar tempo doeloe. Keunikan pasar malam kranji dimana saat pasar – pasar yang lainnya buka pada pagi hari namun pasar kranji buka pada malam hari, dengan adanya pasar malam kranji banyak sekali orang terutama pedagang makanan terbantu dalam membeli bahan – bahan kebutuhan pokok untuk menjual makanan keesokan paginya. Suasana pasar kranji sangatlah tradisional dan mengingatkan kita pada pasar – pasar tempo doeloe dimana pasar kranji tempatnya terbuka membaur dengan suasana malam dan lingkungan yang bebas, terdiri dari bangunan  tenda – tenda terpal, penjual yang menjajakan barang dagangan di atas meja kayu dan bambu dengan timbangan ala tempo doeloe berbahan besi dan bandul – bandul berat timbangan dengan kapasitas ons, setangah kilogram, satu kilogram dan sampai sepuluh kilogram, Jalanan yang becek dan penuh dengan genangan air dimana para penjual menjajakan dagangan yang masih segar eperti sayur mayur dan beberapa bahan pangan lain, kebiasaan yang sering diperlihatkan para pedagang sayur adalah dengan menyirami air pada sayurannya agar tetap segar, diterangi lampu – lampu yang begitu terang dan adanya pembagian tempat khusus penjual sayuran, penjual ayam, penjual bahan bumbu, penjualan buah – buahan sehingga mempermudah para pembeli mencari kebutuhannya. Di pasar malam kranji kita juga dapat menemukan alat transportasi sepert becak yang masih di kayuh memakai kai, biasanya para becak dipergunakan pembeli yang membeli bahan dagangan dengan kapasitas besar atau banyak. Terkadang kita dapat menemukan beberapa makanan tempo doeloe seperti winko babat yang dibakar langsung, kue – kue basah atau kue tradional seperti risol, lemper dan biasanya di jajakan keliling oleh ibu – ibu.


Semakin berjalannya waktu di era globalisasi dan kecanggihan internet membuat Pasar sudah tidak lagi diminati oleh banyak orang karena pada zaman milenial banyak orang lebih memilih sesuatu yang instan, cepat dan praktis. Padahal justru dengan adanya pasar kita dapat membangunkan kembali suasana dimana dulu para orangtua mengajarkan anak – anak mereka untuk berinteraksi secara sosial, contohnya ketika para orangtua membawa mereka ke pasar maka para anak akan melihat bagaimana cara penjual menjual barang dagangannya dan pembeli menawar barang, selain itu orang tua juga bisa mengajarkan secara langsung cara memilih  sayuran atau bahan yang baik untuk di konsumsi, walaupun tempatnya tidak kering bahkan terkadang kita mendapati pasar tersebut becek, tergenang air yang kotor, tempat yang beraroma bau, jalanan yang sempit dan ramainya orang berlalulalang. Namun semua hal tersebut merupakan keunikan tersendiri apalagi dengan adanya beberapa pedagang dari bermacam – macam suku dimana di tengah – tengah kesibukan berdagang mereka ssekali melontarkan obrolan yang menggelitik para pembeli dengan berbagai macam logat bahasa dari masing – masing pedagang yang berasal dari medan, padang, jawa, dan lainnya. Disinilah para orang tua mengajarkan arti bersosialisasi, bagaimana belajar membeli barang yang baik untuk di konsumsi dan juga mengajarkan betapa pentingya toleransi dalam kebinekaan tunggal ika.



Saya jadi teringat akan masalalu saya dimana ayah saya sering mengajak saya ke Pasar tradisional ketika saya berusia lima tahun, ayah saya hoby sekali memasak, beliau juga pandai sekali menawar barang dagangan, kami pun sempat berjualan beras di pasar, ayah saya selalu membelikan saya mainan dan bertanya saya ingin di masakan apa sambil ayah saya memilih beberapa sayuran. Pasar malam kranji yang begitu sangat tradisional selalu mengngatkan saya atas nostalgia masa lalu saya. 



Pasar Malam Kranji bisa menjadi salah satu warisan wisata Indonesia yang begitu unik dan berkarakter yang membuat siapapun ingin berkunjung dan menikmati masa – masa tempo doeloe, akses yang begitu mudah di tempuh dan akomodasi yang begitu mendukung membuat pasar malam kranji sangat ramai diminati selain oleh para penjual, pembeli namun masyarakat umum yang hanya sekedar menikmati suasana pasar dan bernostalgia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WARISAN NUSANTARA ARSITEKTUR ROMAWI GEDUNG PANCASILA DI JAKARTA PUSAT

Diary Diet Indah Hari-1

WISATA PASAR KAGET PINTU AIR BKT “BANJIR KANAL TIMUR” DI JAKARTA TIMUR