MAKAN TEMPE MENGEMBALIKAN INGATAN MASA LALU


Pagi itu saat mengantri di tukang sayur, satu persatu orang mengambil beberapa tempe, melihat tempe-tempe yang di gelar di warung sayur sudah hampir habis, saya pun mengambil tempe yang berbungkus daun, saya dekatkan tempenya dan saya cium aromanya, sejenak saya melamun seperti ingin mengingat sesuatu.

Setelah membayar beberapa belanjaan, saya pulang menujur rumah, sesampainya di rumah, saya bergegas mengambil alat dapur dan mulai mengupas bawang, entah mengapa saya ingin lebih dulu mengolah tempe.

Tempe adalah makanan yang terbuat dari kedelai dan kapang ragi tempe yang di fregmentasi. Tempe mengandung banyak gizi seperti di dalam tempe mengandung klium, zat besi, magnesium dan lain sebaginya yang bermanfaat untuk tubuh manusia. Sayangnya di zaman modern tempe tidak lagi menjadi makann pokok karena sudah bertebarannya makanan junk food atau makanan cepat saji yang lebih diminati masyarakat kekinian, tanpa mereka sadari tempe lebih baik gizinya dibandingkan makanan cepat saji yang mengandung banyaj lemak dan dapat mengganggu kesehatan.

Tempe sering digunakan sebagai kata khiasan masyarakat kita, sering kita mendengar kata mental tempe atau payah, seiring berjalannya waktu derajat tempe menurun, orang modern lebih memilih makanan cepat saji demi menonjolkan sisi kekinian dan berkelas. 

Saya mengeluarkan tempe dari dalam kantong plastik belanjaan, kemudian saya iris-iris tempe dengan ukuran sedang kemudian saya bumbui dan baluri dengan bumbu racik bungkusan khusus utk menggoreng tempe. Setelah minyak di atas api sedang mulai panas, saya masukan satu persatu tempenya, saya menunggu hingga matang dan berubah warna menjadi kecoklatan, saat menggorengnya, entah mengapa hati saya merasa senang dan bahagia.

Setelah matang, saya mengangkat tempe dan meniriskan minyaknya kemudian saya hidangkan dengan tahu yang juga sudah saya goreng.

Saat menggit tempe yang sudah matang, tiba-tiba saya mengingat semua kenangan masa lalu saya, dimana saat saya masih tinggal bersama orang tua dan kakak-kakak saya, mereka sering menyajikan tempe dan sambal terasi di atas meja makan, sambil dengan lahapnya menyantap tempe yang di makan dengan nasi panas dan sambal terasi, kami sekeluarga tertawa bersama bercerita bersama dan terasa sangat bahagia.

Tak terasa saya kemudian tersadar dari ingatan masa lalu yang bahagia sekali walau hanya makan tempe, di meja makan banyak tersaji makanan enak lainnya seperti opor ayam dan lain-lain namun  makanan favorit keluarga saya adalah tempe. Melihat tempe yang saya sajikan habis saya makan semua, saya mengakhirinya dengab senyum dn kembali masak, tak lama suami saya datang menghampiri dan bertanya dimana tempe yang tadi saya masak, saya mengatakan padanya sudah masuk ke dalam perut saya dan kami pun tertawa bersama karena tempe. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

WARISAN NUSANTARA ARSITEKTUR ROMAWI GEDUNG PANCASILA DI JAKARTA PUSAT

Diary Diet Indah Hari-1

WISATA PASAR KAGET PINTU AIR BKT “BANJIR KANAL TIMUR” DI JAKARTA TIMUR